Ratu Drama

Tatkala luka itu ada, aku masih berpikir bahwa semuanya masih baik-baik saja. Ternyata, aku hanya sedang menghibur diri. Saat itu, aku masih mengira bahwa persahabatan masih diatas segalanya. Tapi sekarang aku sadar, bahwa sebuah hubungan yang sudah dinodai oleh ‘perasaan sialan’ itu tak ada artinya. 

Aku pernah mengalah pada saat itu, aku bahkan meminta maaf atas kesalahan yang tak pernah aku lakukan. Aku kira semuanya selesai dengan baik, nyatanya sampai sekarang luka itu masih menganga lebar. Kalian pasti tau rasanya jatuh dari atas pohon, atau terjatuh di aspal karena tersandung. Lukanya mungkin saja kecil, tapi cukup mentraumakan. 

Sampai sekarang, aku masih mentertawakan kebodohanku saat itu. Kenapa aku harus menjadi manusia yang semudah itu mengalah? padahal, aku tidak membuat kesalahan apapun. Mereka yang bersalah, mereka juga yang menyulut api kebohongan, bahkan mereka juga yang memainkan sandiwara penghianatan. Bodohnya aku dulu memang belum menyadari, bahwa dunia ini adalah tempatnya manusia munafik. Semua orang bersandiwara, memainkan peran yang mereka inginkan.

Andai bisa diperbaiki, aku sungguh tak ingin mengucapkan kata 'maaf', biarkan saja kalau hubungan persahabatan itu lebur, karena bukan aku yang berbuat salah. Tapi manusia 'munafik' itu malah bersandiwara, seolah menjadi manusia paling sakit. 

Hei, ratu drama! bangun! 

Dongengmu sudah selesai, silahkan nikmati karma yang bisa datang kapan saja!


Komentar

Postingan Populer