Dear Ayah

Ayah menganggapku malas, tidak bisa berbuat apa-apa, juga kurang pergaulan. Tanpa ayah tahu, anak perempuanmu ini memiliki hidup yang berbeda dari anak-anak lain. Ayah tidak tahu sejahat apa dunia ini bekerja untuk putrimu. Pernahkah sekali saja ayah bertanya, "apakah aku bahagia?" tidak ayah! aku sama sekali tidak bahagia. Sebab, selain dunia yang jahat, ayah juga tidak pernah ada dibelakangku. Ayah tidak membawaku berjalan untuk melewati semua ini, namun ayah malah ikut menjatuhkanku berkali-kali.

Ayah lebih banyak menghakimiku seperti orang yang bersalah, padahal ayah juga bersalah atas banyak hal kepadaku. Jika ayah menginginkan anak perempuan yang sempurna, aku juga ingin mendapatkan figur ayah yang sempurna pula. Jangan terus memaksaku menerima hinaanmu, karena aku juga tidak ingin menghinamu. Aku mencintaimu ayah, namun rasa benci dan kecewaku juga tak kalah besar dari itu. Aku hanya berharap dalam hidup yang hanya sekali ini, tidak ada lagi yang hidupnya sepertiku. Bila suatu saat aku menjadi ibu dari anak perempuanku, semoga dia dicintai dan dikasihi oleh ayah terbaik di dunia ini. Aku tidak akan menjadikannya seperti diriku, cukup sudah rasa sakit yang kau turunkan padaku atas hidupmu yang kelam di masa lalu. 

Asal kau tahu ayah, aku tidak lahir atas harapanku sendiri. Aku juga tidak hidup atas keinginanku sendiri. Bahkan aku sendiri pun penasaran, mengapa aku mengiyakan saat Tuhan menanyaiku berulang kali untuk hidup sebagai putrimu. Aku tidak tahu, sampai kapan dan sampai mana batasku untuk mampu bertahan. Dimana alasan itu berada, sampai saat ini aku belum menemukannya. Bila suatu hari aku menemukannya, mungkin aku sudah lebih bahagia, yang jelas bukan disini, bukan di rumah ini, dan bukan sebagai putrimu yang tidak pernah membuatmu merasa bangga. Suatu aku akan menemukan kebahagiaanku sendiri, bila ayah tidak lagi ada didekatku tak apa, sebab aku sudah tak ingin terluka lagi oleh perlakuanmu. 


Komentar

Postingan Populer