Kisah Anak Perempuan (4)
Nggak papa kog, kadang apa yang kita perjuangkan belum tentu berbuah manis. Dalam hidup kita harus memperjuangkannya sendiri, jangan bergantung pada siapapun termasuk orang tuamu sendiri. Mereka ada tapi tidak dengan figurnya. Mereka dekat tapi tidak dengan kasih sayangnya. Kadang mereka berperan sebagaimana mestinya, namun kadang juga berperan layaknya orang jahat yang perbuatannya menyakitkan.
Nggak papa, jangan nangis ya. Jadi anak kedua perempuan pula, memang seberat itu.
Nggak papa, jangan sedih. Ada Tuhan yang masih membersanai kamu.
Semangatnya, jangan nyerah. Walaupun capek nyemangatin diri sendiri. Tapi percayalah kamu adalah anak perempuan terhebat di dunia ini.
Nggak usah mengharap mereka peduli. Kalau mau bahagia kamu yang harus mencarinya sendiri. Buat duniamu indah, seindah-indahnya tanpa mengharapkan belas kasih dari mereka.
Ingat kamu nggak pantas dikasihani, karena kamu bukan pengemis. Kamu hebat, dan teruslah menjadi hebat untuk dirimu sendiri bukan untuk orang-orang disekitarmu.
Saat kamu menangis mereka tak ada disampingmu. Saat kamu tertawa mereka juga tak selalu ada. Namun ada satu yang tak pernah meninggalkanmu. Siapa? Tuhan. Prmilik semesta yang tak pernah mengabaikanmu. Yang selalu mendengar tawa dan tangismu. Yang tak pernah menghakimimu seperti selama ini mereka memperlakukanmu.
Jadilah anak perempuan yang kuat ya. Cengeng nggak papa, yang penting jangan lemah. Jadilah setegar karang. Ingat walaupun bulan sendirian, ia paling bersinar diantara bintang-bintang.
Kamu tidak butuh mereka untuk menjadi sempurna. Mereka yang membutuhkan kamu untuk jadi sempurna. Bukan kamu yang meminta dilahirkan. Tapi mereka yang meminta pada Tuhan agar diberikan keturunan.
Nggak papa, hidup memang nggak adil. Tapi Tuhan selalu punya cara untuk membuat semuanya adil. Jika tidak sekarang, mungkin nanti sampai Tuhan memberikan kamu rasa bahagia yang tak terhingga. Hingga membuatmu tak henti mengucap syukur atas pemberiannya.
See you 🩷
Komentar
Posting Komentar