H. I. D. U. P
Yang jadi masalah itu bukan profesinya, tapi kepribadiannya. Seorang pelacur walaupun pekerjaannya hina, jika ia masih punya tata krama berarti masih ada nilai positif dalam dirinya. Berbeda, dengan seseorang yang pekerjaannya mulia namun selalu haus pengakuan. Ingin selalu dipuji cantik, ingin selalu dipuji tubuhnya molek, bahkan tak sungkan menjadikan tubuh mereka sebagai umpan pria hidung belang.
Di dunia tak ada kucing yang menolak diberikan ikan asin. Tapi ada kucing rumahan yang dididik untuk tidak tahu rasanya ikan asin. Jangankan dimakan, mencium baunya saja mereka sudah enggan. Sama halnya dengan manusia yang hakikatnya memang penuh nafsu. Sebagaimana pun mereka menahan, jika godaan besar datang apakah lantas mereka menghindar? Belum tentu. Semua bergantung pada pola pikir, jika kita perempuan maka seharunya kita bisa menjaga martabat kita sebagai seorang perempuan. Jangan bertingkah rendah hanya untuk sebuah perhatian. Memang tidak bisa dihakimi, namun hukum alam selalu ada Tuhan. Mungkin mereka terjebak, tapi masih ada kemungkinan untuk keluar. Jika tetap diam, selamanya mereka akan terperangkap dalam kubangan.
Hidup memang keras, semua juga butuh uang. Tapi uang asalnya juga dari Tuhan, serupiah pun jika Tuhan tidak menghendaki kita tidak akan pernah memilikinya. Mungkin saat ini Tuhan mengizinkan, namun jika menemukan jalan pulang. Lebih baik kalian pulang, jangan lama-lama berendam dan kesesatan. Tidak peduli muslim atau non muslim, semua punya tata krama. Kita hidup juga tidak sendiri, dikelilingi banyak cari dan maki. Sebaik-baiknya memang kita diam, tapi daripada berdiam dan menyerah menerima keadaan. Bukankah lebih baik kita berusaha untuk keluar?
See you 🩷
Komentar
Posting Komentar