Kenapa aku berada disini?
Pada saatnya setiap orang pasti akan berubah, entah karena keinginan sendiri atau karena tuntutan keadaan. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab perilaku seseorang berubah, namun yang paling ketara adalah trauma. Bisa dibilang seseorang yang memiliki trauma itu seperti selamat dari kecelakaan tapi cacat seumur hidup, terutama trauma di masa kecil yang tak dapat orang lain rasakan, pahami, bahkan tak akan ada yang mengerti hal itu lebih dari diri sendiri. Terkadang otak terlalu berisik menyuarakan rasa sakit, tapi saat mulut terbuka dan mulut mulai ingin bersuara, makna dari perasaan yang kita rasakan tak dapat secara sempurna untuk diwakilkan oleh sepatah kata manapun.
Terkadang aku juga ingin berteriak dengan lantang, menangis sekencang-kencangnya agar bisa merasa lega, namun apa yang didapat? tidak ada. Hati tak juga lega, perasaan sakit pun tak kunjung sembuh seketika. Membingungkan memang, tapi apakah setiap manusia yang hidup tidak pernah merasakan kebingugan? tidak, semua orang pasti akan selalu dihadapkan pada kebingungan. Ketidakstabilan emosi dalam mengungkapkan rasa sakit, bisa dinilai oleh orang lain sebagai rasa stres. Padahal lebih daripada itu, karena trauma itu selalu membuat kita merasa terjebak dalam keadaan yang sulit, keadaan yang sulit untuk ditangani, keadaan yang kita nggak tau kenapa kita harus berada disini? disaat orang lain memiliki hidup yang nyaman, keluarga yang hangat, karir bagus, tentram, damai, lalu kenapa kita / aku berada disini dan menghadapi banyak hal yang sulit untuk dikendalikan.
Jika jawabannya adalah takdir, memang benar ini semua kehendak takdir, tapi bukankah takdir masih ada yang bisa diubah? sama halnya dengan rasa sakit yang masih bisa diobati. Tapi pada kenyatannya menanggung trauma seperti merasakan sakit seumur hidup, mau dijelaskan dengan kata apapun tidak bisa karena rasanya bisa dirasakan tapi sulit untuk diungkapkan. Mungkin sebagian orang sudah bisa menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, tapi aku sampai detik ini masih selalu menyakan hal yang sama. Entah kapan akan ada jawabannya, yang jelas alasan untuk bertahan hidup sampai hari ini hanyalah Tuhan, mau sedih ataupun senang semuanya masih harus dijalani sampai akhir.
Komentar
Posting Komentar