It's Okay Not To Be Okay

Aku bukanlah seorang psikolog yang tahu banyak hal tentang kondisi mental dalam diri seseorang, tapi aku hanya ingin sedikit berbagi cerita. Tentang sebuah situasi, keadaan, emosi, dan perasaan-perasaan lain yang pasti dimiliki oleh semua orang. Sebab, manusia bukanlah benda mati yang tidak memiliki rasa, keinginan, dan juga emosi. Manusia itu makhluk hidup selalu membutuhkan pengakuan dari lingkungan sekitar. Ya, bisa dibilang manusia itu haus pengakuan karena aku, kamu, dan kita semua adalah makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan keberadaan satu sama lain.

Saat kita berbicara tentang manusia, berarti yang sedang kita bicarakan adalah diri kita sendiri. Kita manusia, kita hidup, dan kita berinteraksi. Nggak perlu jauh-jauh, karena didalam rumah pun kita seharusnya dapat berinteraksi dengan keluarga, saudara, atau siapapun yang tinggal dalam satu rumah yang sama. Tapi kembali lagi, tidak semua orang memiliki pola interaksi yang baik. Aku bukan seorang psikolog, tapi sebagai seorang anak yang tinggal bersama orang tua dan saudara. Aku tahu tidak semua orang mampu menjalin komunikasi dan interaksi yang baik, bahkan dengan keluarganya sendiri terutama orang tua. Aneh ya, tapi itu nyata.

Sejak kecil, aku belum pernah merasakan memiliki keluarga yang harmonis, komunikasi yang hangat, juga interaksi yang sehat. Aku terbiasa melihat kerusakan dari setiap sudut rumah yang aku tinggali, kerusakan yang lama-lama semakin parah hingga rasanya tak pantas bagunanan ini disebut rumah. Aku terlalu banyak bermimpi dan menghayalkan sesuatu yang entah akan terjadi atau tidak, aku ingin punya rumah yang layak untuk ditinggali. Bukan hanya sekedar bangunan mewah, yang nyatanya rusak parah. Bingung ya, saat kita punya rumah tapi tidak layak untuk ditinggali. Kita punya keluarga, tapi tak bisa dijadikan tujuan untuk pulang. Lalu kita harus apa? entahlah.

Terkadang, kita pasti berpikir bahwa dunia ini tidak adil. Tuhan jahat, karena telah memberikan kita takdir seburuk ini. It's Okay! karena memang tidak semua hal yang terjadi dalam hidup harus sesuai dengan keinginan kita. But, Tuhan itu adil. DIA memberi, tapi juga mengambil. Kita tidak perlu tahu apa yang Tuhan beri dan ambil dari orang lain, kita cukup melihatnya dari diri kita sendiri. Percayalah, merkipun tidak tahu kapan datangnya. Keajaiban Tuhan itu pasti nyata.Pasti pernah sesekali kita mengeluh lelah, pengen mati aja. Tapi apa Tuhan kabulkan? Tidak! karena Tuhan tahu kita kuat dan ini belum saatnya kita menyerah. 

Back to topic. Memang tidak semua orang beruntung memilikii keluarga harmonis, interaksi yang sehat, dan memiliki rumah yang layak untuk ditinggali. Tapi kita harus ingat, bahwa didalam diri kita ada beragam emosi yang terkadang perlu kita dengarkan. Khususnya perempuan yang dikit-dikit nangis. But it's okay! nggak apa-apa dibilang cengeng, lakuin aja apa yang membuat kalian bisa merasa lega termasuk nangis. Titik dimana kita merasa lelah, pengen nangis, teriak, bahkan sampai meraung, pasti akan ada masanya dan disaat masa itu tiba jangan ditahan. Keluarkan apapun yang ingin kita keluarkan, supaya apa? supaya kita lega karena beban yang ada didalam hati dan pikiran kita bisa tersalurkan. Ibarat kita menuang air dalam gelas, jika airnya masih keruh terus saja tampung airnya sampai air tersebut tumpah dan hanya menyisakan air yang bersih. Seperti itulah emosi yang ada dalam diri kita, sesekali harus kita keluarkan. Walaupun setelahnya masih ada kemugkinan keruh lagi, tapi tak apa. Lakukan lagi dan lagi.

Keluarga harmonis, rumah yang nyaman untuk ditinggali memang sebuah impian bagi semua orang. Tapi tidak semua orang beruntung memilikinya. Bahkan terkadang, kita masih memiliki keluarga yang lengkap tapi tidak dengan figurnya. Sekali lagi It's Okay! Kita semua hebat. Bisa hidup sampai hari ini, mampu menghadapi semua masalah sendiri, kita hebat. Kuncinya, jangan pernah takut untuk mengakui bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. It's okay not to be okay!



See you... 💕

Komentar

Postingan Populer