Keep in Private

Terkadang nggak semua hal yang kita lakukan orang lain itu harus tau. Nggak semua hal yang kita kerjakan harus dipublikasikan. Karena semua urusan yang kita lakukan adalah bagian dari another level of life. Dimana orang lain nggak perlu tau hidup yang kita jalani udah sampai di level berapa, langkah yang kita jalani udah sampai mana. 

Keep in Private, biasakan untuk membedakan mana yang perlu di publish dan mana yang perlu di private. Nggak enak loh, semua orang tau apa yang kita lakuin. Karena suatu suatu ketika kita berhenti publish. Akan ada pertanyaan. Kog udah nggak gini lagi? Kog sekarang begini? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang kadang kita sendiri nggak tau jawabannya apa.

Keep in Private adalah kunci untuk hidup lebih damai. Dimana kita nggak perlu menjawab banyak pertanyaan, dimana kita nggak perlu dengar perkataan menyakitkan. Kenapa? Karena nggak setiap orang itu suka ngeliat apa yang kita lakuin, apa yang udah kita capai, dan lain-lain. 

Keep in Private bukan berarti kita sembunyi, bukan berarti kita menutup akses jalan orang lain masuk kedalam hidup kita. But, kita hanya perlu menyaring siapa aja yang sebaiknya masuk dalam hidup kita, masuk dalam komunikasi kita, dan lain sebagainya. 

Banyak yang bilang kalau keep in private itu cocoknya buat kaum introvert. Kaum ekstrovert mah mana bisa? Hidup mereka luas, cerita mereka banyak, dan lain sebagainya. Padahal nggak seperti itu konsepnya. Banyak kog kaum introvert tapi publish di media, ada juga anak ekstrovert yang justru keep in private. Semua itu tergantung sudut pandang. Siapa yang melihat kita, dan siapa yang kita lihat dengan mata kita. 

Kalau kita belajar pelajaran bahasa indonesia akan ada tiga sudut pandang dalam cerita. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Jaman sekarang semua orang rata-rata menempati sudut pandang orang ketiga. Kenapa gitu? Karena dari media, apapun yang orang lain publish. Dilihat, dinilai, dan disimpulkan demikian seakan-seakan mereka sudah tahu semuanya. 

Padahal, satu kalimat, satu foto, satu video yang orang lain update di media sosial itu hanya secuil gambaran. Bahkan kadang, sama sekali nggak relate dengan kehidupan mereka yang sebenarnya. Itulah kenapa keep in private itu penting. Supaya tidak ada hakim dalam hidup kita selain Tuhan yang mengerti semuanya. 

Keep in Private itu nggak wajib kog, semua tergantung pilihan masing-masing. So, jadilah cerdas dengan belajar membedakan mana yang pantas dijadikan konsumsi publik, dan mana yang pantas dijadikan untuk konsumsi sendiri. 


See you 💜


Komentar

Postingan Populer