Sakit dan Takut

Entah apakah perasaanku yang berlebihan ataukah memang sesakit ini hidup yang selama ini aku rasakan. Tapi inilah yang selama ini aku rasakan. Aku seolah-olah selalu dipaksa menelan mentah semua rasa sakit dan hidup dalam bayang-bayang rasa takut. Aku tidak pernah bisa melakukan apapun dengan perasaan lega, aku selalu terbayang rasa takut ketika hendak atau setelah melakukan sesuatu. Takut jika apa yang aku lakukan tidak sesuai dengan yang mereka kehendaki. Dan berakhir dengan pukulan bahkan cacian. Jika dicaci orang lain mungkin aku bisa menghadapinya setiap waktu. Tapi ketika yang mencaci adalah keluarga sendiri, terutama orang tua apa mungkin aku bisa membalasnya? Tentu tidak. Tapi faktanya semua rasa sakit dan takut itu kebanyakan berasal dari mereka.

Mereka yang aku sayangi namun juga aku benci diwaktu yang sama. Mereka yang membuat aku seakan buta akan warna. Bahkan hingga sekarang, yang bisa aku lihat hanyalah abu-abu. Tidak ada pink ataupun biru. Aku tidak bisa membedakan mana benci dan mana cinta, karena hatiku sudah seperti mati rasa. Mereka yang terlihat peduli, faktanya selalu menyakiti. Begitupun sebaliknya. Dulu aku selalu takut sendiri, tapi sekarang rasanya kebahagiaan jauh lebih dekat ketika aku sendiri.

Entah sampai kapan, Tuhan aku hanya meminta satu hal. Jika kelak kau akan berikan seseorang yang berarti. Bisa membantuku sembuh dari luka, bisa memberiku kekuatan ketika aku merasakan takut yang berlebihan. Walaupun sebenarnya aku sendiri juga bertanya, apakah aku yang sekarang adalah bentuk lain dari rasa sakit yang selama ini aku simpan. Waktu kecil aku selalu ingin bermain, tapi ketika dewasa aku hanya ingin sendiri, mengunci kamar. Tuhan aku tidak tahu apakah suatu saat akan ada yang memahamiku?

Komentar

Postingan Populer