Story of Life - "Aku Hancur, Tapi Tak Berisik"

Ada yang hidupnya bahagia, tapi kurang dari segi materi. Ada yang hidupnya tak bahagia, tapi berkecukupan dari segi materi. Tuhan memberikan semuanya sama rata pada setiap hamba-Nya, karena DIA adalah pembagi yang paling adil. Tapi terkadang, kita lupa caranya bersyukur dan menerima. Kita kadang terlalu angkuh, terlalu sering menengok keatas hingga lupa menengok ke bawah. Bumi saja selalu berputar pada porosnya, bagaimana mungkin kehidupan yang hanya sementara ini akan tetap statis? tidak mungkin. Hidup akan terus bergerak selama Tuhan masih mengizinkan semesta berputar secara dinamis. 

Kali ini, akan aku ceritakan tentang kehidupan seorang anak perempuan yang hidupnya hancur berantakan bahkan tak punya rumah yang nyaman untuk pulang. Anak perempuan ini sangatlah nakal, suka membangkang, suka bertengkar, tapi dia juga cengeng. Anak perempuan ini, hidupnya memang beruntung. Selama ia hidup, ia tidak pernah menghadapi kesulitan yang berarti dalam segi materi. Bisa dikatakan, hidupnya tercukupi, Tapi sayangnya, kehabagiaan itu terlalu jauh untuk digapai. 

Anak perempuan itu hidupnya hancur, tapi ia tak berisik. Ia selalu diam, seperti tak punya kehidupan, Jarang bersosialisasi, jarang berinteraksi dengan orang, bahkan selalu diam membisu didepan orang tua terutama ayahnya. Anak perempuan itu punya segudang impian, tapi hanya beberapa yang bisa diwujudkan. Anak perempuan itu selalu kalah oleh ego, ego yang diciptakan oleh campur tangan orang lain. Anak perempuan itu tidak bisa berbuat apa-apa, selain menjalaninya dengan penuh air mata. 

Anak perempuan itu punya rumah, tapi bukan tempat yang nyaman untuk pulang. Rumah itu seperti goa yang dingin, lembab, dan membuat sesak nafas. Sejujurnya anak perempuan itu muak, namun lagi-lagi ia belum bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan hidupnya. Anak perempuan itu selalu ketakutan, ia selalu mengulurkan tangan untuk memeluk dirinya sendiri. Anak perempuan yang terlihat baik-baik saja itu, penuh luka dan lebam yang tak kasat mata. Sekalipun dalam memorinya menyimpan banyak luka, tapi ia tak pernah berisik. Ia tak pernah berteriak agar orang lain tahu rasa sakitnya. 

Anak perempuan itu selalu salah, sekecil apapun perbuatannya tidak ada kebenaran disana. Anak perpuan itu beban, selalu menyusahkan siapapun terutama orang tuanya. Anak perempuan itu sudah biasa dicaci, dimaki, dihina, bahkan dihancrukan mentalnya habis-habisan oleh ayahnya. Lantas apakah anak perempuan itu menyerah? tidak! ia masih hidup sampai sekarang. Ia tak pernah menyerah, walaupun keinginan untuk mati itu sangat besar. Sebenarnya percuma juga mau dijelaskan seperti apa, pada intinya hidup anak perempuan itu tidak mudah. Seperti kita melihat hidup orang lain, kita sering bertanya kan "kok hidupnya mulus banget, ujiannya apa sih?" pertanyaan seperti ini tidak akan pernah ada jawabannya. Sebab, hidup ini adalah milik masing-masing. Kita tidak akan bisa masuk terlalu dalam dan ikut campur.



See you... 💕

Komentar

Postingan Populer