U S I A

 Secara usia mungkin sudah dikatakan dewasa. Tapi itu hanya fisiknya, psikis bisa jadi berbeda. Tak bisa angka dijadikan ukuran akan kesehatan mental seseorang. Karena usia ia hanya sebuah angka, sedangkan manusia bukanlah benda yang bisa diukur tinggi dan lebarnya dengan penggaris. 

Sangat tidak adil, jika seseorang hanya dipandang dari usianya. Dinilai perilakunya, hanya dengan tolok ukur angka. Nggak make senses banget sih. Bisa jadi, mereka hanya dewasa secara usia. Tapi mentalnya masih terjebah dalam jiwa anak kecil, yang masih sulit untuk percaya. Kini telah menginjak usia dewasa. 

Pernahkah sekali saja, kalian menengok sedikit ke belakang? Sudahkah diri kalian benar-benar bahagia saat masih kecil? Bisa iya, bisa jadi tidak. Ada orang-orang yang masa kecilnya kelam, juga ada orang-orang yang masa kecilnya sangat indah dan sulit dilupakan. Dua keadaan itu, adalah dua hal yang menjadikan mereka sulit untuk dewasa. 

Sulit untuk bangkit dari rasa sakit. Sulit keluar dari zona nyaman. Akhirnya mereka terperangkap dalam jiwa kecil yang masih slalu ingin bermain. Hal ini menyimpulkan bahwa sisi inner child yang masih bersarang dalam diri kita harus kita selesaikan. Ajak mereka untuk dewasa juga, tapi pelan-pelan. 

Nggak sulit kog, ajak dulu mereka bermain-main. Penuhi apa yang belum mereka dapatkan. Buat mereka merasa nyaman, hingga perlahan namun pasti mereka siap untuk menjadi pribadi yang sekarang. Pribadi dengan usia yang matang. Pribadi yang siap untuk menerima perubahan. 

Memang, tidak semua orang akan memiliki kemampuan untuk mengajak inner child mereka dewasa. Akan tetapi, jangan membiarkan jiwa kecil itu selamanya terperangkap. Kita harus bisa membawa mereka untuk dewasa. Kita harus bisa menjadikan mereka teman dalam perjalanan hidup kita. Karena tidak selamanya dunia akan berputar disekitar kita. 

Ada kalanya kita harus melihat ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri. Supaya apa? Agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih berguna. Jangankan andalkan orang lain untuk menyehatkan mental kita. Karena itu mustahil. Andalkan diri kita. Andalkan Tuhan. Andalkan jiwa dalam diri kita. Yakin, bahwa kita juga. 

So, jangan takut. Jangan jahat dengan diri kita sendiri. Terserah orang lain mau berkata apa. Intinya, hidup adalah milik kita. Kita sendiri yang berhak menjadi nahkodanya. 


See you 🩷

Komentar

Postingan Populer