REMBULAN JINGGA
Pernah sekali, diri ini tertawan dalam rindu
tertawan dalam abu yang menggebu.
Pernah sekali. diri ini terbelenggu dalam bayang
yang selalu membuai dalam angan.
Kau tahu,
Diri ini sudah gila.
Dalam ingat selalu satu nama yang selalu terucap,
Meski bibir memucat.
Namun entah, aku terlalu bodoh.
Mencintai dan merindui orang macam kau.
Yang hati saja mungkin tak punya.
Lucu memang,
Namun hanya selalu tawa miris yang aku kirimkan
Kau tahu mengapa?
Karena hati ini selalu meringis sakit,
Setiap kali bayangmu terngiang dalam dekap.
Kau tahu?
Rembulan itu selau jadi obat penawar rinduku,
Rindu yang tak tahu diri.
Yang terus saja meronta minta diobati.
Namun sayangnya,
Hadirmu saja tak mampu mengobati.
Ku beri tahu.
Rembulan itu macam kau,
Yang bersahaja tiada duanya.
Raja dari segala keindahan malam,
Seperti layaknya kamu yang merajai duniaku.
tertanda: Pelangi Senja
jangan lupa follow ya. jika ada yang mau ditanyakan silahkan berkomentar.
Dan, selamat membaca😁
tertawan dalam abu yang menggebu.
Pernah sekali. diri ini terbelenggu dalam bayang
yang selalu membuai dalam angan.
Kau tahu,
Diri ini sudah gila.
Dalam ingat selalu satu nama yang selalu terucap,
Meski bibir memucat.
Namun entah, aku terlalu bodoh.
Mencintai dan merindui orang macam kau.
Yang hati saja mungkin tak punya.
Lucu memang,
Namun hanya selalu tawa miris yang aku kirimkan
Kau tahu mengapa?
Karena hati ini selalu meringis sakit,
Setiap kali bayangmu terngiang dalam dekap.
Kau tahu?
Rembulan itu selau jadi obat penawar rinduku,
Rindu yang tak tahu diri.
Yang terus saja meronta minta diobati.
Namun sayangnya,
Hadirmu saja tak mampu mengobati.
Ku beri tahu.
Rembulan itu macam kau,
Yang bersahaja tiada duanya.
Raja dari segala keindahan malam,
Seperti layaknya kamu yang merajai duniaku.
tertanda: Pelangi Senja
jangan lupa follow ya. jika ada yang mau ditanyakan silahkan berkomentar.
Dan, selamat membaca😁
Komentar
Posting Komentar